HAKKO I CHIU
Setelah Restorasi Meiji, jepang berkembang
menjadi negara modern yang dapat disejajarkan dengan negara-negara Barat.
Jepang berkembang menjadi negara industri. Kemajuan industri itu menyebabkan
Jepang menjadi negara imperialis dan fasis. Paham yang dianut adalah Hakko
I Chiu. Perkembangan Jepang tersebut berdampak pada kebijakan-kebijakan
Jepang yang lain. Misalnya, pada haluan politik Jepang yang sebelumnya menutup
diri dari pengaruh asing menjadi membuka diri, bahkan berubah menjadi bangsa
imperalis.
Pelopor fasisme di Jepang adalah Perdana Mentri
Tanaka, dan selanjutnya dikembangkan oleh Perdana Mentri Hideki Tojo. Pada saat
berkuasa Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal untuk memperkuat kedudukan
Jepang sebagai negara fasis, yaitu sebagai berikut.
a. Mengagungkan
semangat bushido.
b. Memodernisasi
angkatan perang.
c. Menyingkirakan
tokoh-tokoh politik yang antimiliter.
d. Melakukan
perluasan wilayah ke negara-negara terdekar (Korea, Manchuria, dan Cina).
e. Mengenalkan
ajaran Shinto, yaitu Hokko I Chiu yang memiliki dunia sebagai
satu keluarga yang dipimpin oleh jepang.
Berdasarkan kebijakan imperialis Hakko Ichiu,
Jepang bermaksud menjadikan Asia sebagai kesatuan wilayah dibawah pimpinannya.
Sebagai negri yang berada di kawasan Asia, Indonesia turut menjadi incaran
pendudukan Jepang. Untuk mencapai tujuan tersebut Jepang membangun perasaan
persaudaraan Asia. Di Indonesia, Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua,
serta mempropagandakan Perang Pasifik sebagai Perang Asia Timur Raya. Mereka
juga mempropagandakan Gerakan Tiga A yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung
Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.
Jepang yang berkembang sebagai negara industri,
sangat membutuhkan bahan mentah untuk industrinya. Dengan kekayaan sumber
alamnya, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan Jepang tersebut. Di samping itu,
sentimen terhadap imperialisme Barat di kawasan Asia turut mendorong Jepang
untuk segera menduduki Indonesia yang dikuasai Belanda. Setelah menguasai
Indonesia, Jepang bermaksud membendung pengaruh imperialisme Barat di Asia.
0 komentar:
Posting Komentar