Persamaan & Perbedaan
Sunan
Gunung Jati dan Fatahillah
Persamaan
antara Fatahillah dengan Sunan Gunung Jati
Hampir semua kepustakaan tentang sejarah Indonesia hingga 1970-an,
seperti sejarah Jakarta, Banten, dan Cirebon, masih beranggap Fatahillah sama
dengan Sunan Gunung Jati. Pada 1968, sebelum ditemukannya kitab Carita Purwaka
Caruban Nagari. Seorang filolog, Prof. Slamet Muljana, dibahas dalam Buku
Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara,
bahwa Fatahillah adalah seorang muslim China yang sebelumnya bernama Toh A Bo
atau Pangeran Timur. Didasarkan pada data kronik Tionghoa yang dari kelenteng
Semarang dan kelenteng Talang (Cirebon).
Menurut
Muljana, Syarif Hidayat Fatahillah adalah panglima tentara Demak. Ini sama
dengan Sunan Gunung Jati. Toh A Bo adalah putra Sultan Trenggana, yaitu Tung Ka
Lo. Fatahillah adalah orang kelahiran Demak dan berasal dari bangsawan tinggi,
yakni putra Sultan Demak.
Nama
Fatahillah kemudian dipakai oleh Toh A Bo ketika dia dinobatkan sebagai Sultan
Banten. Pada 1552 dia meninggalkan Banten dan menetap di Cirebon serta
mendirikan kesultanan Cirebon. Kesultanan Banten di Hasanuddin. Pada 1570
Fatahillah wafat dan dimakamkan di Sembung, Bukit Gunung Jati.
Perbedaan
atara Fatahillah dengan Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah seorang ulama besar dan muballigh yang lahir
turun-temurun dari para ulama keturunan cucu Muhammad, Imam Husayn. Syarif
hidayatullah adalah cucu raja pajajaran dan seorang penyebar agama islam di
jawa barat yang kemudian disebut sunan gunung jati. Ada juga yang menyebutkan,
bahwa nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah putra
Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Jamaluddin Akbar. Jamaluddin Akbar
adalah Musafir besar dari Gujarat, India yang memimpin putra-putra dan
cucu-cucunya berdakwah ke Asia Tenggara, dengan Campa (pinggir delta Mekong,
Kampuchea sekarang) sebagai markas besar. Salah satu putra Syekh Jamaluddin
Akbar (lebih dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar) adalah Syekh
Ibrahim Akbar (ayah Sunan Ampel).
Fatahillah adalah seorang Panglima Pasai, bernama Fadhlulah Khan, orang
Portugis melafalkannya sebagai Falthehan. Ketika Pasai dan Malaka direbut
Portugis, ia hijrah ke tanah Jawa untuk memperkuat armada kesultanan-kesultanan
Islam di Jawa (Demak, Cirebon dan Banten) setelah gugurnya Raden Abdul Qadir
bin Yunus (Pati Unus, menantu Raden Patah Sultan Demak pertama).
Pada akhir
1990-an, Sultan Sepuh Cirebon membuka perbedaan dua tokoh ini dengan adanya
bukti dua buah makam yang berbeda. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati
sebenarnya dimakamkan di Gunung Sembung, sementara Fatahillah yang merupakan
menantu sekaligus Panglima Perang dimakamkan di Gunung Jati.
Menurut Saleh Danasasmita, Fatahillah masih berkerabat dengan Walisongo
karena kakek buyut beliau Zainal Alam Barakat adalah adik dari Nurul Alam Amin
(kakek Sunan Gunung Jati) dan kakak dari Ibrahim Zainal Akbar (ayah Sunan
Ampel) yang semuanya adalah putra-putra Syekh Maulana Akbar dari Gujarat,India.
Sudah terbukti bahwa Raden fathillah dengan
Sunan Gunung Jati berbeda orang. Sunan Gunung Jati adalah mertua dari
Fatahillah. Serta bukti makam yang berbeda, menjadikan bukti yang semakin kuat.
0 komentar:
Posting Komentar