TEORI BRAHMANA
Sekilas mengenai Kaum Brahmana
Brahmana adalah salah satu golongan kasta atau warna dalam agama Hindu dengn sejumlah ciri khasnya, antara lain:
- Mereka adalah golongan cendekiawan yang mampu menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Di zaman dahulu, golongan ini umumnya adalah kaum pendeta, agamawan atau brahmin. Orang-orang di zaman dulu juga akan bertanya tentang ilmu pengetahuan dan gejala alam kepada para Brahmana.
- Mereka tidak suka kekerasan yang diwujudkan dengan tidak memakan dari makhluk berdarah (bernyawa). Sehingga seorang Brahmana sering menjadi seorang Vegetarian.
- Bakat kelahiran mereka adalah mampu mengendalikan pikiran dan perilaku, menulis dan berbicara yang benar, baik, indah, menyejukkan dan menyenangkan. Kemampuan itu menjadi landasan untuk mensejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya, menjadi manggala (yang dituakan dan diposisikan secara terhormat), atau dalam keagamaan menjadi pemimpin upacara keagamaan.
Sekilas mengenai Teori Brahmana
Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur diketahui
bahwa para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan
Raja-raja di Indonesia dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka
sehingga setaraf dengan Raja-raja di India. Teori ini di dasarkan pada
pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu-Buddha di Indonesia, terutama prasasti-prasasti berbahasa
Sanskerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan huruf itu hanya di
gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan
Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Namun teori ini masih diragukan
kebenarannya sehingga menimbulkan pro dan kontra atau adanya kelebihan
dan kelemahan dari adanya teori Brahmana ini.
Kelebihan Teori Brahmana
- Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
- Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sanskerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sanskerta sehingga hanya merekalah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
- Karena Raja-raja yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti Raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan kedudukan mereka di Indonesia sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja beragama Hindu maka rakyatnya pun akan mengikuti Raja.
- Ketika menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh Raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
- Karena Raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di Indonesia.
Kelemahan Teori Brahmana
- Menurut ajaran Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal yang wajar.
- Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh Raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan menyebarkan pada yang lain, sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana.
TEORI KSATRIA
Sekilas tentang Teori Ksatria
Menurut teori yang dikemukakan oleh F.D.K Bosch ini. Ia mengatakan Bahwa pada masa lampau di negara india sering terjadi perang antar golongan. Para prajurit yang kalah atau jenuh dalam menghadapi perang antar golongan tersebut lantas mereka meninggalkan india.Dan menyebar keberbagai wilayah di dunia, rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan kebudayaan hindu.
Tetapi teori Ksatria ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya bukti tertulis bahwa telah terjadi kolonialisasi oleh para Ksatria Hindu yang berasal dari india
Kelebihan
- Semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya dimiliki oleh para Ksatria (keluarga kerajaan)
- Tiga ahli mengemukakan pendapatnya tentang kelebihan dari teori Ksatria.
* C.C Berg
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan di beri hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan dengan seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu berkembang dengan mudah.
* Mookerji
Mengemukakan bahwa para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India.
* J.L. Moens
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan diri karena peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru di Indonesia.
Kelemahan
- Para ksatria Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
- Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-
kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti/jayastamba/tugu kemenangan) yangmenggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
TEORI WAISYA
Sekilas tentang Teori Waisya
Teori ini di kemukakan oleh N.J Krom, didasarkan pada alasan bahwa motivasi terbesar datangnya bangsa india ke indonesia adalah untuk berdagang. Golongan terbesar yang datang ke indonesia adalah para pedagang india (kasta Waisya). Mereka bermukim di indonesia, bahkan menikah dengan orang indonesia dan kemudian aktif melakukan hubungan sosial tidak saja dengan masyarakat indonesia secara umum tetapi juga dengan pemimpin kelompok masyarakat. Lewat interaksi itu mereka menyebarkan dan memperkenalkan agama dan kebudayaan mereka.
Teori Waisya di ragukan kebenarannya, jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayah perdagangan saja, seperti di pelabuhan atau di pusat kota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruh kebudayaan hindu ini banyak terdapat di wilayah pedalaman, seperti di buktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak hindu di pedalaman Pulau Jawa.
Kelebihan
Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.Kelemahan
Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.Bantahan para ahli
- Motif mereka datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
- Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.
- Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
- Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda.
- Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.
TEORI SUDRA
Sekilas tentang Teori Sudra
Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budakKelebihan
- Semua orang yang ada pada kasta
Sudra pasti ingin memperbaiki hidup, salah satu caranya adalah pergi ke
tempat lain seperti Indonesia
Kelemahan
- Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
- Kasta Sudra umumnya tidak memiliki ilmu pengetahuan/pendidikan
- Biasanya jika ada budak maka ada tuannya,maka jika pastilah ada kasta yang lebih tinggi dari sudra yang membawa kasta Sudra ke Indonesia.
TEORI ARUS BALIK
Sekilas tentang Teori Arus Balik
Teori yang dikemukakan oleh Bosch ini dikenal dengan teori Arus Balik. Menurut teori ini, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah mereka yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut menumpang kapal-kapal dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya.Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain.
Kelebihan
- Ada kemungkinan putra para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk belajar agama & kebudayaan Hindu-Buddha, tujuannya agar dengan ilmu yang mereka dapat dari India, para bangsawan bisa membuat
- Kekuasaan di Indonesia dengan mencontoh kebudayaan Hindu-Buddha di India
- Adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada raja di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja Sriwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu menuntut ilmu di sana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Kelemahan
- Pada teori arus balik ini, sepertinya tidak mungkin jika orang Indonesia pergi ke India untuk belajar agama & budaya Hindu-Buddha karena pada saat itu masyarakat Indonesia masih bersifat pasif, jadi tidak mungkin orang Indonesia belajar ke India untuk menuntut ilmu agama & budaya Hindu-Buddha kemudian mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkan ilmu mereka.
Dari empat teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha, teori Waisya dan teori Brahmana bisa dikatakan teori paling kuat. Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha. Sedangkan teori Brahmana juga dikatakan teori yang kuat karena di Indonesia banyak ditemukan prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang pada saat itu bahasa dan huruf tersebut hanya dikuasai oleh kaum Brahmana. Teori Ksatria kurang tepat karena belum ada ahli arkeolog yang dapat menemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya ekspansi dari prajurit-prajurit India ke Kepulauan Indonesia. Sedangkan pada teori arus balik, sepertinya tidak mungkin jika orang Indonesia pergi ke India untuk belajar agama & budaya Hindu-Buddha karena pada saat itu masyarakat Indonesia masih bersifat pasif, jadi tidak mungkin orang Indonesia belajar ke India untuk menuntut ilmu agama & budaya Hindu-Buddha kemudian mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkan ilmu mereka.